Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, di wilayah Kecamatan Prambanan telah ditemukan kasus Pertama Leptospirosis konfirmasi laboratorium positif Leptospira meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 2009. Dalam perkembangannya ditemukan juga kasus kedua Leptospirosis konfirmasi laboratorium positif Leptospira, yang masih dirawat di Puskesmas Prambanan sejak tanggal 9 Juni 2009. Dengan dasar informasi tersebut, tim BBTKL-PPM Yogyakarta bersama dengan tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman melakukan investigasi langsung di lokasi kejadian.
B. Waktu dan Lokasi Investigasi :
Pelaksanaan Investigasi pada hari Kamis, tanggal 11 Juni 2009, di Dusun Gamparan, Desa Sumberharo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman Yogyakarta.
C. Tujuan Investigasi :
- Untuk mengetahui jumlah penderita Leptospirosis yang telah dilakukan pengobatan.
- Untuk mengetahui jumlah populasi risiko di sekitar kasus.
- Untuk mengetahui jumlah responden yang positif Leptospira di sekitar rumah kasus dan belum mendapatkan pengobatan.
- Untuk mengetahui jenis spesimen lingkungan yang positif Leptospira dengan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif.
- Untuk mengetahui dugaan sementara faktor risiko pada penderita Leptospirosis.
D. Metodologi Investigasi :
Investigasi ini dilaksanakan dengan metode observasi langsung, wawancara dengan keluarga kasus, wawancara dengan responden di sekitar kasus, melakukan pemeriksaan darah responden dengan Leptotek, dan pemeriksaan laboratorium spesimen lingkungan.
E. Hasil Investigasi :
1. Data Demografi Dusun Gamparan
Jumlah KK : 143 KK
Jumlah Jiwa : 453 jiwa (Laki-laki=222. Perempuan=231).2. Hasil wawancara dengan keluarga Kasus :
i. Kasus Pertama :
• Nama / Jenis Kelamin : Tn. Sbd / L.
• Umur : 55 tahun.
• Alamat : Dusun Gamparan, Desa Sumberharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman Yogyakarta.
• Pekerjaan : Buruh bangunan.
• Kronologis sakitnya :
- Tujuh hari sebelum sakitnya (tanggal 13 Mei 2009), penderita bekerja sebagai buruh bangunan membuat kolam ikan di rumah salah satu warga di Dusun Gamparan yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah penderita.
- Pada tanggal 20 Mei 2009, penderita mulai mengeluh agak meriang, mual, dan nyeri sekitar betis. Penderita tidak berobat.
- Pada tanggal 21 Mei 2009, demam tinggi dan hanya beli obat di warung (minum Bodrex).
- Karena gejala yang dikeluhkan tidak membaik, pada tanggal 22 Mei 2009 berobat di Puskesmas Prambanan, dengan pemeriksaan laboratorium positif Leptospira.
- Pada tanggal 24 Mei 2009, penderita mengeluh tidak bisa kencing kemudian dirawat di Rumah Sakit Islam.
- Pada tanggal 25 Mei 2009, penderita dirujuk dan dirawat di PKU.
- Pada tanggal 26 Mei 2009 mulai muncul gejala kekuningan.
- Pada tanggal 27 Mei 2009 penderita meninggal dunia.
ii. Kasus Kedua :
• Nama / Jenis Kelamin : Ny. Nhyti / P.
• Umur : 31 tahun.
• Alamat : Dusun Gamparan, Desa Sumberharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman Yogyakarta.
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.
• Kronologis sakitnya :
- Satu minggu sebelum sakitnya (tanggal 2 Juni 2009), penderita membantu suaminya menanam kedelai di sawah.
- Pada tanggal 9 Juni 2009, penderita mengeluh demam tinggi, nyeri kepala dan mual. Kemudian berobat dan dirawat di Pukesmas Prambanan. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium positif Leptospira. Pada saat investigasi tanggal 11 Juni 2009, penderita masih dirawat di Puskesmas Prambanan.
3. Hasil Pemeriksaan Rapid Test Leptospira pada 5 Responden disekitar rumah kasus :
1. Bp. Tml (32 th/L) - Tidak ada keluhan - Positif
2. Bp. Klwn (70 th/L) - Nyeri pinggang, lemas - Positif
3. Ny. Prn (45 th/P) - Pusing, nyeri pinggang, lemas - Positif
4. Bp. Sksn (30 th/L) - Didiagnosa hepatitis. - Positif.
5. Ny. Pnrh (53 th/P) - Keju-keju malam hari - Negatif.
3. Hasil pemeriksaan Laboratorium Lingkungan :
1. Air Minum Negatif
2. Kotoran binatang ternak. Negatif
3. Air selokan sekitar kasus Positif
F. Kesimpulan :
- Jumlah penderita Leptospirosis yang telah mendapatkan pengobatan sebanyak 2 orang, dengan 1 penderita meninggal dunia, dan 1 penderita lainnya masih dirawat inap.
- Populasi risiko di Dusun Gamparan, Desa Sumberharjo, kec. Prambanan, Kab. Sleman Yogyakarta sebanyak 453 orang.
- Dari 5 responden yang diperiksa dengan Leptotek, didapatkan 4 responden positif Leptospira dan belum mendapatkan pengobatan.
- Dari 3 spesimen lingkungan, hanya 1 spesimen yang positif Leptospira yaitu pada air selokan.
- Dugaan sementara faktor risiko yang berkontribusi untuk terjadinya Leptospirosis adalah adanya aktifitas personal yang berkaitan dengan pekerjaan dan terjadi kontak dengan Leptospira di lingkungan.
- Berkaitan dengan sistem kewaspadaan dini, diperlukan pemeriksaan massal pada populasi risiko, dengan diprioritaskan pada warga yang beraktifitas/bekerja kontak langsung dengan lingkungan.
- Perlu dilakukan desinfektan lingkungan misal dengan pemberian kaporit pada air selokan.
- Perlu dilakukan penyuluhan tentang penyakit Leptospirosis dan pencegahannya di masyarakat.
- Perlu dilakukan penyuluhan PHBS di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar