BREBES, KOMPAS.com, 29 April 2009
Hujan abu vulkanik dari Gunung Slamet, Jawa Tengah yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tegal dan Brebes saat ini mulai berkurang. Berdasarkan arah angin, diperkirakan pergerakan abu lebih cenderung ke arah tenggara atau Banyumas.
Sudiryo HS, tokoh masyarakat Desa Kaligiri, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Rabu (29/4) mengatakan, sesekali hujan abu masih ada, tetapi tipis dan hampir tidak terasa. Abu muncul bersamaan dengan letusan dari Gunung Slamet. "Kalau cuaca terang, abu sampai ke desa yang masuk dalam range II, tapi kalau hujan ya tidak sampai,"ujarnya.
Sebelumnya, hujan abu memang sempat turun cukup tebal. Namun, hal tersebut hanya terjadi selama tiga hari, pada Minggu hingga Selasa, pekan lalu. Selain abu, saat itu juga tercium bau belerang, yang diduga berasal dari dalam tanah.
Kepala Stasiun Meteorologi Tegal, Sartono mengatakan, saat ini angin timur sudah mulai dominan. Angin cenderung bergerak dari arah timur laut ke tenggara. Oleh karena itu, arah abu letusan juga cenderung ke arah tenggara atau Banyumas, mengikuti arah angin.
Meskipun demikian, wilayah lain yang berada di sekitar Gunung Slamet, seperti Kabupaten Tegal, Brebes, dan Pemalang juga masih berpotensi terkena hujan abu. Pasalnya abu meletus ke atas, sehingga akan tetap menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, sebelum terbawa angin.
Menurut dia, radius hujan abu tergantung pada kekuatan letusan. Semakin tinggi letusan, tekanan semakin kuat, sehingga abu semakin jauh terhembus.
Pengamat pada Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Nurcholis mengatakan, hujan abu di sekitar pos pengamatan sudah tidak ada. Wilayah yang diketahui masih terlanda hujan abu, di sekitar Sirampog, Brebes.
Menurut dia, pada Rabu terjadi kenaikan suhu air panas. Suhu air di Pandansari, Guci mencapai 46 derajat celsius, naik dari hari sebelumnya yang hanya 44,9 derajat celsius. Sementara, suhu air di Kasepuhan, Guci naik dari sehari sebelumnya 64,8 derajat celcius menjadi 65,8 derajat celsius.
Jumlah gempa letusan mulai pukul 00.00 hingga 18.00 mencapai 230 kali. Selain itu terjadi gempa tremor vulkanik secara terus-menerus, dengan amplitudo satu hingga 10 milimeter. Hingga saat ini, Gunung Slamet masih berstatus siaga.
Pasang Tenda
Sementara itu, Tim SAR Kabupaten Brebes telah memasang lima tenda pengungsian, untuk mengantisipasi apabila terjadi evakuasi warga. Koordinator Tim SAR Brebes, Adhe Dani Raharjo mengatakan, lima tenda sudah dipasang di Dukuh Cilik dan Dukuh Tengah di Desa Dawuhan, Desa Igir Klanceng, ibukota Kecamatan Sirampog, dan Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan.
Masing-masing tenda memiliki kapasitas 200 orang. Selain itu, terdapat posko induk yang didirikan di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog. Desa yang berjarak sekitar 50 kilometer dari puncak Gunung Slamet tersebut merupakan titik aman pertama, karena di atasn ya terdapat bukit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar